Kompas.com - Melakukan diet ketat dengan cara mengurangi waktu makan ternyata bukan cara yang ideal untuk mengurangi berat badan. Menurut penelitian, makan di waktu yang tidak tepat menjadi salah satu faktor kegemukan.
Tubuh kita memiliki siklus metabolik atau lazim disebut jam biologis. "Setiap organ memiliki jam biologisnya sendiri," kata Satchidananda Panda, dari Salk Institute for Biological Studies, California, Amerika Serikat.
Itu berarti, ada waktu-waktu tertentu di mana organ tubuh, misalnya liver, otot, atau pencernaan, berada dalam puncak kesibukan dan ada waktu lain di mana mereka kurang sibuk atau "tertidur".
Siklus metabolik tersebut, menurut Panda, sangat penting untuk proses tertentu, misalnya memecah kolesterol. Karenanya, seharusnya kita makan di saat proses tersebut terjadi dan berhenti makan ketika organ-organ beristirahat.
Ia mengatakan, pola makan manusia saat ini cenderung telah berubah seiring dengan makin mudahnya akses terhadap makanan. Selain itu, manusia modern juga cenderung terjaga sampai larut malam sehingga mereka makan lebih sering.
Hal tersebut sudah dibuktikan Panda dalam penelitian terhadap mencit di laboratorium selama 18 minggu. Kelompok mencit yang diberi makanan tinggi lemak dan diperbolehkan makan setiap waktu, sudah jelas akan mengalami kegemukan. Akan tetapi mencit yang dibatasi hanya boleh mengasup makanan dalam 8 jam setiap harinya, ternyata mengasup kalori yang sama dengan mencit yang bebas makan tetapi berat badannya lebih sedikit.
Selain itu, mencit yang dibatasi jam makannya terlindungi dari efek pola makan tinggi lemak. Siklus metabolik mereka juga membaik dibandingkan dengan mencit yang makan sebebasnya. Keuntungan lain adalah berat badan mereka turun 28 persen dibandingkan dengan rekannya.
"Riset lebih dalam memang diperlukan untuk mengetahui apakah hal yang sama juga terjadi pada manusia. Tetapi studi mengenai pencegahan obesitas seharusnya tidak cuma meneliti apa yang dimakan tapi juga kapan waktu terbaik untuk makan," kata Panda.
Jun 25, 2012
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment